Migrain
Malam ini sepertinya aku berjalan, makan, minum, mandi dengan tubuhku tapi dengan pikiran orang lain. Aku gelisah, sungguh. Kuseduh gelas berisi ketidakpastian dengan air panas kebingungan menjadi sajian yang jauh lebih jahat daripada minuman keras oplosan yang mematikan.
Aku terlalu cepat putus asa, bilang saja iya. Mulutku hanya bisa berkata A padahal yang menggantung di langit-langit otakku B hingga tak terkira.
Aku berharap ada alien yang datang dari planet Gliese membawakan segelas air putih dan sebutir obat migrain.
Yang kubutuhkan adalah dukungan dari semesta serta sebuah bantal empuk untuk malam ini.
Komentar
Posting Komentar
Thankyou for your feedback!