Mangga Muda untuk Mama
Seorang ibu muda mengunci pintu rumahnya dengan diiring suara berdebam “Kamu nakal! Ga usah masuk rumah”. Pemuda kecil itu berpipi basah, matanya memerah, ingusnya berleleran ia seka menggunakan lengan bajunya. Lututnya tergores berdarah, di tangannya tergenggam sebuah mangga muda. Masam.
“Mama capek kasih tau kamu! Kamu nggak bisa diatur, mau jadi apa kamu? Masih kecil tukang membangkang! Main jauh-jauh, pulang sampai sore! Sana, di luar aja, biar dingin, Mama nggak peduli!”
Tidak ada sahutan. Pemuda kecil itu terduduk dan terisak. Diambilnya sebuah daun yg masih hijau dan sebuah ranting. Digores-goreskannya ranting itu ke permukaan daun. Diletakkannya mangga muda itu di atas meja di teras, dibungkusnya dengan daun yang tadi.
"BUAT : MAMA"
—————
*terkadang bibit bullying justru bermula dari dalam rumah kita sendiri* :(
“Mama capek kasih tau kamu! Kamu nggak bisa diatur, mau jadi apa kamu? Masih kecil tukang membangkang! Main jauh-jauh, pulang sampai sore! Sana, di luar aja, biar dingin, Mama nggak peduli!”
Tidak ada sahutan. Pemuda kecil itu terduduk dan terisak. Diambilnya sebuah daun yg masih hijau dan sebuah ranting. Digores-goreskannya ranting itu ke permukaan daun. Diletakkannya mangga muda itu di atas meja di teras, dibungkusnya dengan daun yang tadi.
"BUAT : MAMA"
—————
*terkadang bibit bullying justru bermula dari dalam rumah kita sendiri* :(
Komentar
Posting Komentar
Thankyou for your feedback!