Belum Tentu
Winda Carmelita @windacarmelita21hCarilah seseorang yg menerimamu apa adanya, walau kamu suka nonton dangdutan atau band-band metal kedaerahan, bkn cm jazz/blues
Zeruya Anggraita @zeruyaanggraita21hnah “@windacarmelita: Carilah seseorang yg menerimamu apa adanya, walau kamu suka nonton dangdutan atau band-band metal kedaerahan
Winda Carmelita @windacarmelita21h@zeruyaanggraita ada gak yooo?
Zeruya Anggraita @zeruyaanggraita21h@windacarmelita apa itu?
Winda Carmelita @windacarmelita21h@zeruyaanggraita apane apa ngga?
Zeruya Anggraita @zeruyaanggraita21h@windacarmelita ya yang itu apa?
Winda Carmelita @windacarmelita21h@zeruyaanggraita yang mana sih ngga? Haaaa mulai kebangkitan hawa hawa kamisosolen ( ̄∇ ̄Ù¥ )
Zeruya Anggraita @zeruyaanggraita21h@windacarmelita lah kamu tadi ada/ gak itu apaan?
Winda Carmelita @windacarmelita21h@zeruyaanggraita oooh.. ya ada ga yg mau menerimaku apa adanya gitu lo ahh. Loh aku malah curhat ngene se? :))
Zeruya Anggraita @zeruyaanggraita21h@windacarmelita ada. cuman kamu belum ketemu dan belum tentu kamu juga bisa nerima dia apa adanya. huehehe
Winda Carmelita @windacarmelita21h@zeruyaanggraita lo itu lo doaku ke Ayahanda, spy bs diterima&menerima *ciyeee Winda rek. Suit suit ciyeeee*
Zeruya Anggraita @zeruyaanggraita21h@windacarmelita oh, ke Papi Yesus toh. yah semoga dikabulkan secepatnya.
Winda Carmelita @windacarmelita21h@zeruyaanggraita ahahaha amiin. Right man in the right place & right time. Kamu pisan ! :D
Jarang obrolan dengan teman saya ini menghasilkan sesuatu yang ‘waras’ seperti di atas. Poin pentingnya bukan pada efek tengah malam yang sering membuat konektivitas antar galaksi (baca : otak) kacau sehingga terjadi obrolan tidak penting semacam ‘apanya apa sih?’, tetapi pada poin yang di-bold di atas.
Selama ini kita selalu berdoa untuk pasangan yang sempurna, menerima kita apa-adanya. Kalau gendut, tolong diterima. Nggak begitu cantik, tolong diterima. Nggak bisa masak tolong diterima. Nggak sabaran, tolong dipahami. Cengeng, tolong dipahami. Nggak suka makan duren jambu mangga, tolong jangan dipancing-pancing (waaah curhaaaat!).
Tapi apa kita sudah meminta untuk dikasih kesiapan dan hati yang lapang untuk menerima ‘dia’ apa-adanya? Nggak punya motor dan ke mana-mana harus jalan kaki naik angkot, apa diterima? Bukan dari keluarga yang utuh, apa diterima? Nggak bisa belikan kita kado untuk anniversary, apa diterima? (karena lagi nyicil tanah dan rumah :p). Pelupa, bagaimana sikapmu? Nggak bisa benerin genteng bocor, bagaimana kamu menilainya? Pemarah, apa kamu bisa jadi penyeimbangnya?
Saya pun tidak tahu jika dihadapkan pada hal-hal seperti itu apa bisa berhenti menilai seseorang dan tetap akan mengajaknya masuk ke dunia saya (eh, bukan, maksudnya dunia KITA) karena saya masih belum pernah ke tahapan yang benar-benar serius ke arah sana. Tapi saya seperti diingatkan kembali dengan kata-kata Rangga itu bahwa “belum tentu juga kamu bisa menerima dia apa adanya” dan berhentilah membuat standar-standar semu yang hanya bisa diwujudkan oleh kloningan dirimu sendiri itu (belum tentu juga kamu bisa mewujudkan standar dirimu sendiri).
Dan kali ini pun jika berdoa pada Tuhan, saya akan meminta supaya saya tidak hanya menuntut diterima tetapi bisa juga menerima orang lain apa adanya. Seperti kata lagu favorit saya dari Billy Joel “Don’t go changing to try and please me. I love you just the way you are”
"ada. cuman kamu belum ketemu dan belum tentu kamu juga bisa nerima dia apa adanya”
*Setelah dibaca ulang postingan ini seperti ditulis dengan sok bijak sekali -___-*
Komentar
Posting Komentar
Thankyou for your feedback!