bilangan fu
(Inspired by : Bilangan Fu – Ayu Utami)
-Winda Carmelita-
Aku laki-laki bermandi peluh
Yang kekerasan kepalaku boleh diadu dengan tebing yang biasa kusetubuhi
Yang kesombonganku boleh diadu dengan tingginya tebing yang biasa kuintimi
Sebilah rusuk garing dan pasak salib nisan?
Beha milik pacar temanku?
Acar kelingking milik Fulan?
Aaah, itu bukan kegilaan bagiku
Itulah namanya kenikmatan!
Ha-ha-ha-ha…
Ssst…
Jangan salah..,
Aku tahu ketika aku menjadi sok tahu
Dan aku memilih menjadi manusia merdeka karena ke-soktahu-anku
Merdeka dari segala macam pernak-pernik metropolis yang bisanya Cuma nampilin kuntilanak ketawa-ketiwi dari kotak kaca
Aku selamanya tak paham pernikahan, tapi aku Cuma paham kawin-kawinan
Tahu kenapa? Karena aku ini laki-laki sejati, bukan perampok dan serdadu
Apalagi di mata Marja, kekasihku yang binal itu!
Dan aku bukan lagi brengsek seperti katamu
Tapi aku ini Edaaaan! Super edan!
Seedan-edanku, aku tak takut pada apapun!
Pada kerasnya tebing yang kutatah
Pada ayunan angin yang mendera portaletku di malam hari
Pada luka-luka di tubuhku yang liat dan pejal ini
Tak ada yang perlu ditakuti ’kan selain jika dirimu berubah menjadi orang lain yang tak lagi merdeka?
Dan ilham itu mengantarku pada…
Fu… fu… fu…
Fu… fu… fu…
”Aku tidak akan bisa mati, selain karena dipancung kemerdekaanku!”
Puisi ini jadi proyek saya sama Rynaldo , BFF saya di kelas Bahasa waktu SMA dulu ketika Ayu Utami datang ke SMA saya (SMAK St.Albertus Malang). Perjuangan nih bikin puisi ini karena selain saya harus ngebut baca buku Bilangan Fu dalam 2 hari, saya juga harus menyesuaikan karakter Fulan, dengan karakter Aldo dan atmosfer puisi ini. Seenggaknya jadi pengalaman berharga bahwa tidak ada yang salah dalam dunia Sastra, yang ada cuma susah memunculkan idenya :) keep writing!
Komentar
Posting Komentar
Thankyou for your feedback!