Pelajaran Hidup dari Pelataran Indomaret
This is a slice of my life
Terkadang Tuhan itu berusaha mengingatkan kita dengan berbagai cara. Tinggal apakah kita peka atau tidak.
Yah, kalau boleh diakui, aku memang bukan tipikal orang yang religius. Ke gereja saja masih banyak excuse-nya, padahal ... please, paling lama cuma 1,5 jam, satu kali dalam seminggu. Berdoa pun ... Ah, aku malu lho cerita begini sebetulnya hehehe ... Tapi sebagai seorang Katolik, dari kecil aku tahunya adalah ajaran Cinta Kasih, yang mana sebetulnya itu adalah ajaran mendasar dalam kehidupan manusia. Menurutku sih, cinta kasih memang hal yang sangat berpengaruh besar untuk afeksi diri manusia.
Beberapa hari yang lalu, aku seperti tersentil dan kayak diuji soal cinta kasih ini. Jadi ceritanya sore itu aku nunggu Mbak Nana di Indomaret jalan Borobudur, Malang. Nongkrong di atas motor sambil berusaha menghubungi Mbak Nana. Langit sore itu udah prepet-prepet mau hujan aja. Aku gelisah dong, pikiranku cuma tertuju pada gimana caranya ngontak Mbak Nana.
Saking fokusnya sama diriku sendiri, aku gak ngelihat di dekatku ada 'sesuatu'. Seorang ibu, kurus sekali, usianya sekitar 60 tahun++, bawa dua karung besar isinya keripik miler. Keripik miler itu keripik yang lebar, terbuat dari singkong. Enak pokoknya, ini keripik favoritku.
Si ibu duduk di dekat bakul minuman di depan Indomaret situ, jaraknya kira-kira 2 motor lah dari tempatku duduk. Padahal, beberapa kali aku seliweran di depannya, tapi aku gak menyadari 'sesuatu' itu. Pas berdiri mau masuk ke Indomaretnya beli minuman karena aku batuk-batuk, si Ibu mengambil sebuah nasi bungkus dari karung milernya dan mulai memakannya pelan-pelan. Aku gak sengaja melihat isi nasi bungkusnya. Nasi putih (mungkin hanya untuk beberapa suapan), sambal dan dua iris ketimun. Sudah. Tanpa lauk. Ya sambal dan dua iris ketimun itu lauknya.
Hatiku mencelos rasanya, kayak turun ke jempol kaki, merambat di tanah. Di pikiranku, lauk itu ya namanya ikan, ayam atau sedikitnya tahu-tempe ya. Kalau ketimun aja, itu bagiku bukan lauk. Duh, aku naif ya? Hehehe .. Aku lihat beberapa jenak si ibu makan pelan-pelan, aku keinget Mama di rumah :(( Kejadian berikutnya, biarlah kami berdua saja yang tau lah ya hehehe ..
Aku gak sempat moto sama sekali karena terburu-buru langsung cabut dari situ. Tapi sepanjang jalan sampai hari ini, aku kepikiran. Apa hidupku terlalu 'nyaman' ya, sampai melihat kejadian seperti itu aku kayak tersengat dan ditikam berkali-kali di hati. Aku beberapa kali memang pernah berkunjung ke lokasi-lokasi yang terpinggirkan, dengan orang-orang yang kondisinya memprihatinkan, tapi baru kemarin rasanya aku kayak 'ditendang' dari kesibukanku sama diriku sendiri dan langsung melihat kejadian itu.
Aku merasa kayak dicolek Tuhan euy. Mungkin ya akhir-akhir ini aku sibuk sendiri, naik motor pun tergesa-gesa, makan sambil ngetik, sambil kerja, sampai gak peduli sama hal-hal di sekitarku. Not to mention perkara lupa buang sayuran busuk di kulkas ya hehehe .. Mungkin aku ya kurang bersyukur, terlalu banyak minta ini-itu, berdoa ini-itu yang isinya minta-minta-minta dan minta. Padahal kalau mengingat si ibu penjual miler itu, hidupku jauh lebih beruntung, setidaknya aku gak perlu bekerja mikul dua karung gede jualan miler dengan jalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya, setiap hari. Bahkan saat hujan.
Yah, Tuhan memang selalu punya cara buat mengingatkan kita tentang arti hidup ya ...
Pas nulis ini, tiba-tiba aku ingat lagunya RumahSakit yang sering kuputar sambil kerja di kantor. Lagu ini termasuk salah satu lagu dengan lirik yang masuk ke hati dan membuatku tetap waras jika sesuatu gak berjalan sesuai kemauanku.
Terkadang Tuhan itu berusaha mengingatkan kita dengan berbagai cara. Tinggal apakah kita peka atau tidak.
Yah, kalau boleh diakui, aku memang bukan tipikal orang yang religius. Ke gereja saja masih banyak excuse-nya, padahal ... please, paling lama cuma 1,5 jam, satu kali dalam seminggu. Berdoa pun ... Ah, aku malu lho cerita begini sebetulnya hehehe ... Tapi sebagai seorang Katolik, dari kecil aku tahunya adalah ajaran Cinta Kasih, yang mana sebetulnya itu adalah ajaran mendasar dalam kehidupan manusia. Menurutku sih, cinta kasih memang hal yang sangat berpengaruh besar untuk afeksi diri manusia.
Beberapa hari yang lalu, aku seperti tersentil dan kayak diuji soal cinta kasih ini. Jadi ceritanya sore itu aku nunggu Mbak Nana di Indomaret jalan Borobudur, Malang. Nongkrong di atas motor sambil berusaha menghubungi Mbak Nana. Langit sore itu udah prepet-prepet mau hujan aja. Aku gelisah dong, pikiranku cuma tertuju pada gimana caranya ngontak Mbak Nana.
Image taken from pexels.com |
Saking fokusnya sama diriku sendiri, aku gak ngelihat di dekatku ada 'sesuatu'. Seorang ibu, kurus sekali, usianya sekitar 60 tahun++, bawa dua karung besar isinya keripik miler. Keripik miler itu keripik yang lebar, terbuat dari singkong. Enak pokoknya, ini keripik favoritku.
Si ibu duduk di dekat bakul minuman di depan Indomaret situ, jaraknya kira-kira 2 motor lah dari tempatku duduk. Padahal, beberapa kali aku seliweran di depannya, tapi aku gak menyadari 'sesuatu' itu. Pas berdiri mau masuk ke Indomaretnya beli minuman karena aku batuk-batuk, si Ibu mengambil sebuah nasi bungkus dari karung milernya dan mulai memakannya pelan-pelan. Aku gak sengaja melihat isi nasi bungkusnya. Nasi putih (mungkin hanya untuk beberapa suapan), sambal dan dua iris ketimun. Sudah. Tanpa lauk. Ya sambal dan dua iris ketimun itu lauknya.
Hatiku mencelos rasanya, kayak turun ke jempol kaki, merambat di tanah. Di pikiranku, lauk itu ya namanya ikan, ayam atau sedikitnya tahu-tempe ya. Kalau ketimun aja, itu bagiku bukan lauk. Duh, aku naif ya? Hehehe .. Aku lihat beberapa jenak si ibu makan pelan-pelan, aku keinget Mama di rumah :(( Kejadian berikutnya, biarlah kami berdua saja yang tau lah ya hehehe ..
Aku gak sempat moto sama sekali karena terburu-buru langsung cabut dari situ. Tapi sepanjang jalan sampai hari ini, aku kepikiran. Apa hidupku terlalu 'nyaman' ya, sampai melihat kejadian seperti itu aku kayak tersengat dan ditikam berkali-kali di hati. Aku beberapa kali memang pernah berkunjung ke lokasi-lokasi yang terpinggirkan, dengan orang-orang yang kondisinya memprihatinkan, tapi baru kemarin rasanya aku kayak 'ditendang' dari kesibukanku sama diriku sendiri dan langsung melihat kejadian itu.
Aku merasa kayak dicolek Tuhan euy. Mungkin ya akhir-akhir ini aku sibuk sendiri, naik motor pun tergesa-gesa, makan sambil ngetik, sambil kerja, sampai gak peduli sama hal-hal di sekitarku. Not to mention perkara lupa buang sayuran busuk di kulkas ya hehehe .. Mungkin aku ya kurang bersyukur, terlalu banyak minta ini-itu, berdoa ini-itu yang isinya minta-minta-minta dan minta. Padahal kalau mengingat si ibu penjual miler itu, hidupku jauh lebih beruntung, setidaknya aku gak perlu bekerja mikul dua karung gede jualan miler dengan jalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya, setiap hari. Bahkan saat hujan.
Yah, Tuhan memang selalu punya cara buat mengingatkan kita tentang arti hidup ya ...
Pas nulis ini, tiba-tiba aku ingat lagunya RumahSakit yang sering kuputar sambil kerja di kantor. Lagu ini termasuk salah satu lagu dengan lirik yang masuk ke hati dan membuatku tetap waras jika sesuatu gak berjalan sesuai kemauanku.
"Kala semua doa telah terbaca
Namun tak berbuah sempurna
Kala semua cara telah kau coba
Namun tak kunjung tiba, bahagia
Lepaskanlah, dan tetap percaya
Apa yang tak bisa
kau raih walau kau t'lah berupaya
Itu hanya tanda
kau tak membutuhkannya
Apa yang tak bisa
kau miliki meski kau t'lah temui
Itu hanya tanda
kau lebih baik tanpanya
Semua yang t'lah diberikan olehnya
Pasti ada rencana yang indah
dan tak perlu merasa gelisah
Bersyukurlah dan berserah ... " -- Apa Yang Tak Bisa - RumahSakit
Duuuhhhhh jadi ingeeeet udah hampir gapernah sedekaaaah :'(
BalasHapusbenar sekali, tuhan selalu mengingatkan umatnya setiap saat. tinggal manusianya apakah taat atau tidak
BalasHapusyaps, sebagai manusia kita harus patut bersyukur dan jangan lupa untuk bersedekah ke orang yang membutuhkan
BalasHapusemang sekali2 kita perlu ngeliat kebawah... biar kita bisa lebih bersyukur lagi ya...
BalasHapusYap, kita harus melihat sekeliling biar kita bisa bersyukur dan berbagi yaaa.
BalasHapusJangan terlalu egois dengan hidup kita sendiri
Kalau lihat yang seperti itu, memotivasi kita untuk lebih banyak bersyukur ya, Mbak. Ternyata masih banyak orang yang lebih membutuhkan :(
BalasHapusBenar say Tuhan memang selalu punya cara buat mengingatkan kita tentang arti hidup...initinya kita emang harus selalu bersyukur ya
BalasHapuskalau sudah melihat kayak gitu, baru kita merasa ya hidup sebenarnya fine 2 aja kok... Mesti banyakin bersyukur dengan apa yg kita punya dan jalani (ngomong gampang ya Riaaa, gampaaaang)
BalasHapusHmm, aku gak pernah kuat nahan air mata kalo udah baca yang kayak gini, makasih udah ngingetin untuk selalu bersyukur sama hiduk kita dan peduli sama sekitar mbak.
BalasHapusSalam,
Rava.
Pemandangan seperti itu seringkali bikin saya sedih sekaligus bersyukur.
BalasHapusbersyukur bisa dengan cara apa saja.. lisan,perbuatan,dan juga hati, tergantung kita mana yang bisa dilakukan untuk jadi sarana bersyukur..hehe
BalasHapuskalo baca ini jadi pengen sedekah
BalasHapusGod works in a mysterious way ya mba..aku pun suka menganggap hal2 seperti ini adalah ingatan dr Tuhan untuk lebih peduli terhadap sekitar..nice writing!
BalasHapusHarus banyak bersyukur intinya ya,,,, kadang itu yang sering kita lupakan,, jd nangis bacanya...
BalasHapusTuhan sayang sama umatnya, diingatkan untuk selalu peduli dan bersyukur melalui banyak kejadian. Saya kalo liat hal begitu juga suka terenyuh.
BalasHapusItu juga menunjukkan semangat hidup Ibu penjual kerupuk miler itu adalah pejuang.
salam
Hmm miler is my favorite kerupuk.. dan saya juga sedih aja gitu kalau ada nenek nenek yang jual krupuk ini.
BalasHapusRasanya pengen borong aja biar dia nggak usah memikul krupuk sebanyak itu.
Iya kadang kita masih kurang bersyukur ya :')
Padahal banyak yang lebih membutuhkan. Masih banyak yang jauh lebih kurang.
kita mah.. masih enak.. masih bisa ngeblog. Ngereview ini itu.
Dan mereka bahkan makan cuma pakai timun :')
Aku juga tuh suka belanja aja, trus masukin semua ke kulkas, trus buang setelah beberapa lama. Kayak mengingatkan bahwa kami tu nggak bakal makan sebanyak itu. Kalau nggak nyetok pun nggak bakal kelaparan krn mie dogdog tiap hari lewat. Kadang kita memang suka seenaknya, nggak memperlakukan yg kita punya dg lebih berharga.
BalasHapusselalu melihat ke bawah, cara paling ampuh yg sering aku lakuin supaya ga jadi sombong dan bisa lebih peduli ama org lain mbak :).. kalo slalu ngeliat ke atas, biasanya hidup jd ngejar materiiii terus.. lupa kalo dibawah msh ada org2 yg butuh bantuan kita
BalasHapusTuhan Maha Baik, Menegur kita dengan cara yang baik pula. Bersyukur masih termasuk orang yang diberi peringatan. Itulah tanda akan kasis sayangnya terhadap kita.
BalasHapusInsya Allah