Life Before 30: Milikilah Kesibukanmu dan Dunia Yang Ingin Kamu Bangun
Menurut 'pakem'nya, seseorang sudah sah disebut dewasa itu ditandai dengan sudah tidak lagi kebingungan atau galau dengan jati dirinya. Sudah punya kemandirian dan tujuan yang jelas mau dibawa ke mana kehidupannya.
Paling nggak, itu yang sering saya baca di artikel-artikel yang tersebar di lifehack.org atau medium.com. Tapi namanya kehidupan tak selalu berjalan semulus scrolling down smartphone RAM 3 GB ya, tentu saja ada anomali-anomali di sekitar kita (kalau boleh dibilang seperti itu).
Yah, bolehlah dibilang saya orang yang visioner, sukanya memandang ke depan jauh sampai kadang kesandung-sandung soalnya gak lihat ada batu di depan mata. Di sisi lain, orang yang hingga usia pertengahan 20-annya, masih gak punya gambaran utuh tentang apa yang mau dicapainya. Sekecil-kecilnya perkara mengisi kesibukannya dengan hal-hal yang 'menutrisi' jiwanya gitu lho.
Beberapa kali saya duduk manis mendengarkan cerita-cerita pasangan yang risih satu sama kali karena merasa pasangannya gak bisa mandiri atau terlalu ngintili. "Tidak bisa hidup tanpamu," itu bukan sekedar kalimat picisan yang ndangdut semata, tetapi banyak pasangan yang seperti ini (ternyata, I just realized).
Bersama-sama dengan pasangan setiap waktu, memang menyenangkan bisa seperti itu ya. Bisa terlibat dalam kegiatan pasangan dan mengenal teman-teman atau bersama siapa ia melakukan aktivitasnya, senang dan gak bikin was-was ya. Tapi, beda perkara kalau ngintili kemanapun pasangannya pergi sementara ada kesan tidak kerasan saat berada dalam aktivitas pasangannya. Entah itu ngomel, merajuk bahkan sepanjang acara gak bisa mingle dengan sekitarnya. Kalau kata teman saya, kayak ingus yang nempel dan gak bisa dipeper-peperin di bawah sofa, nempel mulu :))
Pernah, suatu hari seseorang yang merasa desperado why don't you come to my senses alias desperate bertanya ke saya, gimana caranya mencarikan kesibukan pasangannya supaya punya 'kehidupan' sendiri. Yah, kira-kira hal-hal ini bisa menyibukkan seseorang, tanpa membuatnya jadi merasa terbebani, bosan atau justru merasa 'sengaja dibuang karena pacarku gak mau aku ngikut dengannya lagi'.
Belajar Hand-crafting
Menjahit, merajut, membuat kerajinan tangan atau sekarang lagi ngetren membuat lettering itu menyenangkan lho. Banyak yang awalnya iseng, malah jadi ladang rejeki karena handcrafting yang dilakoninya.
Memasak
Nah, kalau ini sih menurut saya bukan cuma dominasi perempuan saja ya, karena bisa memasak itu salah satu life-skill yang harus dipunyai semua orang, IMO. Kalau memang suka eksperimen di dapur, memasak itu jadi hal yang super membahagiakan, menantang dan .... pastinya menyibukkan (soalnya setelah itu kudu bebersih dapur yang kayak kapal pecah ahhahaha). Belajar masak makanan rumahan atau yang bisa dijual lagi, lumayan hitung-hitung nambah pengalaman dan pemasukan.
Berolahraga
Olahraga bisa jadi kesibukan sendiri lho. Kalau kebetulan pasanganmu punya banyak waktu luang, dia bisa mencoba olahraga-olahraga yang basicnya ketemu banyak orang, kayak zumba gitu. Di sana akan bertemu banyak teman yang satu interest dengannya.
Berkomunitas
Berkomunitas memang gak semua orang menyukainya. Ada yang beralasan gak suka ketemuan sama banyak orang. Tapi ada kok komunitas-komunitas di dunia maya yang membuat kita punya banyak teman dan kesibukan, yang memacu diri. Misalnya, ikutan komunitas blogger.
Do everything that makes you feel content
Saya sih percaya setiap orang itu pasti punya minat dan hobi. Gak mungkin gak punya, kalau nggak punya minat dan hobi mah gak bisa hidup. Dari hal sederhana, misalnya, suka nonton film drama Korea. Tulis sinopsis ceritanya di blog. Percaya gak percaya nih, traffic review film drama Korea ini gede lho. Atau hal-hal yang membuat hidup seseorang jadi begitu content, seperti meditasi, yoga, melakukan charity dan kegiatan sosial. Do everything that makes you feel content. Jadi, saat kalian bertemu, kalian akan membuat waktu bertemu itu menjadi begitu berharga dan banyak yang bisa diceritakan.
Orang-orang yang sibuk membangun dirinya, biasanya gak mudah risau terhadap lingkungan sekitarnya. Pasangan memang bagian dari dunia kita, tapi bukan berarti dia poros kehidupan kita. Toh sebelum bertemu dengannya, tiap orang punya kehidupan dan kesibukannya masing-masing 'kan? :)
Paling nggak, itu yang sering saya baca di artikel-artikel yang tersebar di lifehack.org atau medium.com. Tapi namanya kehidupan tak selalu berjalan semulus scrolling down smartphone RAM 3 GB ya, tentu saja ada anomali-anomali di sekitar kita (kalau boleh dibilang seperti itu).
Yah, bolehlah dibilang saya orang yang visioner, sukanya memandang ke depan jauh sampai kadang kesandung-sandung soalnya gak lihat ada batu di depan mata. Di sisi lain, orang yang hingga usia pertengahan 20-annya, masih gak punya gambaran utuh tentang apa yang mau dicapainya. Sekecil-kecilnya perkara mengisi kesibukannya dengan hal-hal yang 'menutrisi' jiwanya gitu lho.
Beberapa kali saya duduk manis mendengarkan cerita-cerita pasangan yang risih satu sama kali karena merasa pasangannya gak bisa mandiri atau terlalu ngintili. "Tidak bisa hidup tanpamu," itu bukan sekedar kalimat picisan yang ndangdut semata, tetapi banyak pasangan yang seperti ini (ternyata, I just realized).
Bersama-sama dengan pasangan setiap waktu, memang menyenangkan bisa seperti itu ya. Bisa terlibat dalam kegiatan pasangan dan mengenal teman-teman atau bersama siapa ia melakukan aktivitasnya, senang dan gak bikin was-was ya. Tapi, beda perkara kalau ngintili kemanapun pasangannya pergi sementara ada kesan tidak kerasan saat berada dalam aktivitas pasangannya. Entah itu ngomel, merajuk bahkan sepanjang acara gak bisa mingle dengan sekitarnya. Kalau kata teman saya, kayak ingus yang nempel dan gak bisa dipeper-peperin di bawah sofa, nempel mulu :))
Pernah, suatu hari seseorang yang merasa desperado why don't you come to my senses alias desperate bertanya ke saya, gimana caranya mencarikan kesibukan pasangannya supaya punya 'kehidupan' sendiri. Yah, kira-kira hal-hal ini bisa menyibukkan seseorang, tanpa membuatnya jadi merasa terbebani, bosan atau justru merasa 'sengaja dibuang karena pacarku gak mau aku ngikut dengannya lagi'.
Belajar Hand-crafting
Image taken from pixabay.com |
Memasak
Photo by Winda Carmelita |
Nah, kalau ini sih menurut saya bukan cuma dominasi perempuan saja ya, karena bisa memasak itu salah satu life-skill yang harus dipunyai semua orang, IMO. Kalau memang suka eksperimen di dapur, memasak itu jadi hal yang super membahagiakan, menantang dan .... pastinya menyibukkan (soalnya setelah itu kudu bebersih dapur yang kayak kapal pecah ahhahaha). Belajar masak makanan rumahan atau yang bisa dijual lagi, lumayan hitung-hitung nambah pengalaman dan pemasukan.
Berolahraga
Olahraga bisa jadi kesibukan sendiri lho. Kalau kebetulan pasanganmu punya banyak waktu luang, dia bisa mencoba olahraga-olahraga yang basicnya ketemu banyak orang, kayak zumba gitu. Di sana akan bertemu banyak teman yang satu interest dengannya.
Berkomunitas
Ketemunya cuma di blog, eh akhirnya ketemu beneran sama Emak-emak ini | Photo by Q-Chan |
Do everything that makes you feel content
Angkat gitar, jreeng! | Image taken by Zeruya Anggraita |
Milikilah kesibukanmu sendiri, milikilah dunia yang ingin kamu bangun.
Orang-orang yang sibuk membangun dirinya, biasanya gak mudah risau terhadap lingkungan sekitarnya. Pasangan memang bagian dari dunia kita, tapi bukan berarti dia poros kehidupan kita. Toh sebelum bertemu dengannya, tiap orang punya kehidupan dan kesibukannya masing-masing 'kan? :)
Butuh kesibukan, bisa colek saya, nanti saya sibukin :)) *apa sih Wind*
Ketika menikah, setiap pribadi harusnya tetap punya kegiatan sendiri2. Kalau ada yg ngintilin terus mungkin antara ngga percaya ma pasangannya atau emang pengen tau dan pengen menyelami kehidupan pasangan kali :D
BalasHapusMeskipun sering kemana2 bareng, aku tetep pny waktu buat sendiri, punya waktu sendiri malah nantinya bikin kangen pasangan :D
keren nih artikelnya. Pacar yang nggak punya kesibukan emang juntrungannya cuma ngerecokin aja. Trus posesif! Duh...ribet banget lah hahahaha...
BalasHapusBerat juga nih artijel mengartikannya. Apalagi buat yg baca selewat. Tapi kalau sudah memahami, yakin tenang deh sepanjang usianya :)
BalasHapusHai mba. Memasak dan berkomunikasi menjadi pilihanku nih mba :)
BalasHapusbener banget sih, saat sudah berkeluarga, hidup kita, dunia kita ya milik keluarga. me time dan menekuni hoby dan passion pribadi tetep dg menguatmakan keluarga dulu
BalasHapusMeski pun selalu senang nempel-nempel sama suami, tapi masih rajin ngerjain hobi masing-masing sih. Kalau aku paling suka crafting
BalasHapusAih...pemikiran anak muda yang kereeen...!!
BalasHapusBetul banget, jangan sampe kita hanya jadi beban pasangan, hanya ngintil melulu kemana-mana..hihihi.
Sepakat juga dengan ungkapannya, orang yang sibuk membangun dirinya, gak akan mudah risau dengan lingkungannya...aah cakeeep!!
Mbak Winda keren serba bisa. AKu dah 30 lebih, hiks. Baiklah kalau gtu aku bertekad life before 40 hehe TFS yaaa
BalasHapuspunya kesibukan sendiri itu perlu, semacam me-time :) aku setuju jg dgn punya komunitas krn ada banyak informasi berguna yg bisa dibagi dan membaginya ke orang lain
BalasHapusSetujuuuu,me time itu penting bago pasangan biar gak jenuh
BalasHapus