Andre Harihandoyo & Sonic People: Membuai dan Merayu Tanpa Mendayu-dayu
Saya bukan pengamat musik apalagi pengkritik. Saya lebih tepat dibilang pendengar angin-anginan musik, karena saya mendengarkan musik hampir semua genre tapi jarang punya kegemaran utuh terhadap bandnya. Tapi, kalau untuk urusan Andre Harihandoyo and Sonic People, itu beda cerita.
Pertama kali mengenal Andre Harihandoyo and Sonic People (selanjutnya akan saya sebut dengan AHSP biar nggak kepanjangan), di awal tahun 2009 sewaktu kuliah semester awal. Masa-masa itu, saya lagi suka-sukanya streaming mencari lagu-lagu enak di website yang sukanya bagi-bagi link downloadan gratis. Ampuni aku, dulu aku orangnya memang seperti itu. Sampai pada akhirnya, keisengan memutar semua sample lagu yang disediakan, membuat telinga saya bertaut pada lagu berjudul The Breakup Song.
Secara ajaib, lagu itu menjadi cacing di telinga dan brengseknya (1), gak bisa hilang. Saya coba meracuni teman sekelas saya, Rangga, dengan bilang, "Sumpah kamu kudu denger ini, macem John Mayer rasa Indonesia!" Saya, kali itu meyakini, gaya bermusik AHSP nyerempet-nyerempet John Mayer, terutama untuk permainan gitarnya. Blues romantis, ya saya ngertinya mengistilahkan musik AHSP seperti itu.
Album Room Session yang saya kenal tahun 2009 itu ternyata adalah album tahun 2007, tapi sepertinya bukan album yang officially dirilis secara fisik, CMIIW. Beberapa lagu dalam album Room Session dikemas lagi dalam album resmi pertamanya yaitu Good For The Soul tahun 2009.
Brengseknya (2) lagi, saya nggak tahu kalau album tersebut ternyata sudah keluar cukup lama dan agak susah mencarinya (apalagi sekarang). Saya harus puas mendengarkannya lewat Spotify untuk album Good For The Soul tanpa ada niatan untuk nge-rip CD atau download illegal. Duh, karena saya begitu cinta sama band ini :))
Album kedua mereka lahir dengan titel Stronger Than Fiction. Di album kedua ini seolah tuduhan saya soal "AHSP ini mirip kayak John Mayer" buyar. Mereka se-tidak layak-itu dimirip-miripkan dengan John Mayer bagi saya karena mereka punya ciri khas sendiri. Gaya bernyanyi Andre Harihandoyo, sang lead vocalist sekaligus gitaris, ini bisa dibilang paduan yang tepat untuk ungkapan: Sendu merayu tanpa mendayu-dayu, sehingga saya pengen bisikin, "Mas, pinang aku dong~"
Album ketiga AHSP dirilis tahun akhir 2016 lalu dengan single andalan Impostor Heart yang juga menjadi soundtrack film Headshot. Komentar-komentar di Youtube soal lagu ini, banyak yang nggak percaya bahwa AHSP adalah orang Indonesia. Pikir saya, "Lha emang yang boleh bagus cuma orang luar aja ya? :D". Dari album Timelapse ini, justru lagu Jika Kau Ingat Aku adalah lagu favorit saya. Single ini adalah single kedua jagoan AHSP setelah Impostor Heart dan merupakan single pertama mereka yang berbahasa Indonesia.
Sama seperti sebelumnya saya menulis soal L'alphalpha, saya nih suka gak percaya kalau sebuah band atau musisi enak di rekaman, apa enak juga kalau live. Hmm, AHSP kapan nih ke Malang, saya pengen membuktikan kalau kesangsian saya itu salah :p
Bagi saya Andre Harihandoyo and Sonic People seperti mengirimkan guna-guna dari kejauhan, lewat gendang telinga. Menyimak puluhan lagunya seolah mengubah cermin retak di depan saya, membuatnya jadi lebih indah dan seolah saya merasakan jatuh cinta setiap hari.
Dengarkan album Timelapse - Andre Harihandoyo & Sonic People, di sini.
https://open.spotify.com/embed/user/andre.harihandoyo/playlist/59lqLkqbMwfTKQohmX0aHl
Pertama kali mengenal Andre Harihandoyo and Sonic People (selanjutnya akan saya sebut dengan AHSP biar nggak kepanjangan), di awal tahun 2009 sewaktu kuliah semester awal. Masa-masa itu, saya lagi suka-sukanya streaming mencari lagu-lagu enak di website yang sukanya bagi-bagi link downloadan gratis. Ampuni aku, dulu aku orangnya memang seperti itu. Sampai pada akhirnya, keisengan memutar semua sample lagu yang disediakan, membuat telinga saya bertaut pada lagu berjudul The Breakup Song.
Secara ajaib, lagu itu menjadi cacing di telinga dan brengseknya (1), gak bisa hilang. Saya coba meracuni teman sekelas saya, Rangga, dengan bilang, "Sumpah kamu kudu denger ini, macem John Mayer rasa Indonesia!" Saya, kali itu meyakini, gaya bermusik AHSP nyerempet-nyerempet John Mayer, terutama untuk permainan gitarnya. Blues romantis, ya saya ngertinya mengistilahkan musik AHSP seperti itu.
Album Room Session yang saya kenal tahun 2009 itu ternyata adalah album tahun 2007, tapi sepertinya bukan album yang officially dirilis secara fisik, CMIIW. Beberapa lagu dalam album Room Session dikemas lagi dalam album resmi pertamanya yaitu Good For The Soul tahun 2009.
Brengseknya (2) lagi, saya nggak tahu kalau album tersebut ternyata sudah keluar cukup lama dan agak susah mencarinya (apalagi sekarang). Saya harus puas mendengarkannya lewat Spotify untuk album Good For The Soul tanpa ada niatan untuk nge-rip CD atau download illegal. Duh, karena saya begitu cinta sama band ini :))
Album kedua mereka lahir dengan titel Stronger Than Fiction. Di album kedua ini seolah tuduhan saya soal "AHSP ini mirip kayak John Mayer" buyar. Mereka se-tidak layak-itu dimirip-miripkan dengan John Mayer bagi saya karena mereka punya ciri khas sendiri. Gaya bernyanyi Andre Harihandoyo, sang lead vocalist sekaligus gitaris, ini bisa dibilang paduan yang tepat untuk ungkapan: Sendu merayu tanpa mendayu-dayu, sehingga saya pengen bisikin, "Mas, pinang aku dong~"
Album ketiga AHSP dirilis tahun akhir 2016 lalu dengan single andalan Impostor Heart yang juga menjadi soundtrack film Headshot. Komentar-komentar di Youtube soal lagu ini, banyak yang nggak percaya bahwa AHSP adalah orang Indonesia. Pikir saya, "Lha emang yang boleh bagus cuma orang luar aja ya? :D". Dari album Timelapse ini, justru lagu Jika Kau Ingat Aku adalah lagu favorit saya. Single ini adalah single kedua jagoan AHSP setelah Impostor Heart dan merupakan single pertama mereka yang berbahasa Indonesia.
Sama seperti sebelumnya saya menulis soal L'alphalpha, saya nih suka gak percaya kalau sebuah band atau musisi enak di rekaman, apa enak juga kalau live. Hmm, AHSP kapan nih ke Malang, saya pengen membuktikan kalau kesangsian saya itu salah :p
Bagi saya Andre Harihandoyo and Sonic People seperti mengirimkan guna-guna dari kejauhan, lewat gendang telinga. Menyimak puluhan lagunya seolah mengubah cermin retak di depan saya, membuatnya jadi lebih indah dan seolah saya merasakan jatuh cinta setiap hari.
Dengarkan album Timelapse - Andre Harihandoyo & Sonic People, di sini.
https://open.spotify.com/embed/user/andre.harihandoyo/playlist/59lqLkqbMwfTKQohmX0aHl
Komentar
Posting Komentar
Thankyou for your feedback!