A Whiter Shade of Pale
![]() |
Image taken from bbc.co.uk |
Tanpa rencana, secara spontan saya mengunjungi lapak Pak Tono yang letaknya masih satu area dengan Kampung Warna-Warni Jodipan. Di pasar-pasar barang bekas dan loakan Jodipan itu, atau biasa disebut Boldy, Pak Tono duduk di lapaknya yang kecil. Tenggelam dalam lautan kaset-kaset bak harta karun yang sangat berharga, setidaknya buat para penggemar rilisan fisik.
![]() |
Pak Tono dan harta karunnya | Image taken by Winda Carmelita |
Kedatangan saya tepat disambut dengan lagu "A Whiter Shade of Pale".
"Wih, Procol Harum! Baru nih, Pak?"
"Lha iya, Mbak. Tapi yang ini CD, Mbak. Ini kasetnya,"
"Saya tuh kalau denger lagu ini, inget almarhum Papa saya. Sukanya lagu ini sama Rod Stewart yang Have I Told You Lately, Pak," Saya tiba-tiba saja bercerita, padahal juga nggak ditanya siapa pun.
Entah karena sekilas cerita saya itu atau bagaimana, "A Whiter Shade of Pale"-pun diputar kembali. Saya duduk di kursi depan lapakan sambil merasakan angin sepoi-sepoi yang tiba-tiba terasa dingin karena matahari beranjak pergi digantikan mendung.
We skipped the light fandango
Turned cartwheels 'cross the floor
I was feeling kinda seasick
But the crowd called out for more
The room was humming harder
As the ceiling flew away
When we called out for another drink
The waiter brought a tray
And so it was that later
As the miller told his tale
That her face, at first just ghostly
Turned a whiter shade of pale
She said, 'There is no reason'
And the truth is plain to see
But I wandered through my playing cards
And would not let her be
One of sixteen vestal virgins
Who were leaving for the coast
And although my eyes were open
They might have just as well've been closed
And so it was that later
As the miller told his tale
That her face, at first just ghostly
Turned a whiter shade of pale
And so it was that later
Lagu ini adalah salah satu dari my top sentimental songs. Sungguh ajaib, bagaimana lagu sepanjang 4 menit saja bisa membuat kita merindukan seseorang. Merindukan Papa yang sudah 3 tahun pergi meninggalkan kami semua.
Tiba-tiba tukang parkir menghampiri saya, "Mbak, yang motornya Beat Pop itu ya? Ban belakangnya gembos, Mbak." Dan saya pun berlalu tergesa-gesa setelah membayar beberapa kaset pilihan saya.
Sial, sudah ban gembos, gerimis turun ... di rumah saya baru sadar kalau kaset Procol Harum yang sudah saya pilih tadi, lupa terangkut. Duh ...
Lagu ini sangat indah, tak ternilai, luar biasa proses penciptaaannya
BalasHapus