Tentang Diet Informasi
Image from lifehacker.com |
Bangun pagi, buka Twitter.
Keluar kamar, disapa televisi.
Makan pagi, (dulu) sambil baca koran.
Mau tidur, buka Twitter lagi, browsing-browsing. Ga sadar sudah jam 1 pagi aja.
Menggunakan koneksi internet, sekarang ini, sama pentingnya dengan makan 3x sehari. Menurut saya, internet mengintegrasi media-media konvensional dan menciptakan sistem distribusi informasi yang ‘lama tapi baru’. Kalau dulu kita mendengarkan radio menggunakan radio transistor dual band yang paling tersohor pada jamannya atau menonton TV pakai .. ya pakai TV hehehe .. sekarang bisa digantikan dengan streaming radio online atau nonton TV online. Ketinggalan siaran bola favorit atau nggak langganan koran, nggak masalah! Bisa browsing di Youtube dan bisa langganan e-newspaper atau baca di portal berita online. Ringkas, gampang, bisa diakses di mana-mana hanya dengan laptop atau smartphone.
Tapi .. inilah kadang yang jadi bikin masalah, bagi saya. Gampangnya mengakses informasi di mana saja bikin saya merasa overload dengan informasi yang saya terima. Sekali buka timeline Twitter, dengan jumlah following saya yang ratusan dan kebanyakan teman-teman dan portal berita baik dalam maupun luar negeri, bikin saya kadang kebingungan. Ada curhatan pribadi, ada share berita artis, gossip, postingan terbaru blog si A, Mashable.com, Collosal.com … Belum lagi kalau nge-twit sesuatu dan ditanggapi oleh orang lain, bisa bikin nggak berhenti Twitteran. Apalagi kalau ditambah buka Google Currents di tab ‘Science&tech’ dan baca headline-headline portal berita luar negri tentang invention yang keren-keren. Nggak bisa berhenti!
Hal-hal ini bikin otak tidak fokus juga karena kebanyakan yang diterima dan ingin diketahui. Godaan terbesar adalah dari social media, Twitter-Facebook-Instagram-Path. Belum selesai baca satu hal, tangan sudah gatal buka tab mention/browser yang lainnya. Akibatnya, pekerjaan terbengkalai, harusnya tidur cepat jadi molor karena keasyikan. Akibat lain adalah sejak mengenal social media dan kemudahan aksesnya yang ada di tangan saya, saya jadi malas baca buku dan daya menulis saya jadi menurun drastis karena lebih sering baca timeline.
Akhirnya sejak dari beberapa hari yang lalu, saya menahan godaan untuk tidak sering-sering bukan aplikasi social media di Android saya. Tepatnya, tidak sering-sering pegang Android. Paling banter, saya ngetwit 1-2 twit, atau 1-2 postingan di Path. Sisanya, hanya berbalas pesan lewat Whatsapp, BBM dan LINE. Itupun tidak sering. Apa yang saya rasakan? Nyaman. Karena tidak terganggu tiap saat bunyi notifikasi dari Android. Saya jadi lebih sering duduk di ruang keluarga, jadi lebih sering nulis untuk blog (sesuatu yang lama saya tinggalkan), lebih banyak bersosialisasi dalam artian waktu ngumpul sama teman-teman tidak asyik sendiri dengan gadget .. dan saya jadi tidur lebih awal bangun lebih cepat dan bisa jogging pagi hehehe.. Waktu buka Twitter pun jadinya nggak kelamaan scrolling-scrolling hal-hal yang tidak perlu. Cukup liat recent updates, kalau tidak ada hal yang menarik, tutup lagi.. Begitu seterusnya..
Saya rasa, kita semua perlu mulai membiasakan untuk diet informasi, khususnya diet menggunakan Internet karena nggak mau ‘kan kemudahan yang diberikan oleh Internet malah jadi mengambil alih kehidupan kita? Well, Marshall McLuhan bilang bahwa media adalah perpanjangan tangan indra manusia, dalam artian kita yang mengendalikan media karena media hanya “membantu” kita. Jangan sampai jadi terbalik kita yang dikendalikan media ya :)
Selamat berdiet!
(Ps: Tentang Diet Informasi ini ada juga lho bukunya: http://www.informationdiet.com/. Saya belum punya nih, ada yang mau ngasih sesajen mungkin? :p)
Komentar
Posting Komentar
Thankyou for your feedback!